043 - Kewajiban Merapatkan Shaf

Kewajiban Merapatkan Shaf

Firman Allah Ta'ala:

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang solat (yaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya (QS. al-Maa’un 107:4-5)

Al-Imam asy-Syanqithi menyebutkan tafsir ayat ini di dalam kitab Adwa`ul Bayan :
Telah terjadi khilaf di antara ulama tentang perkataan ‘mushollin’ orang-orang yang dihadapkan ancaman neraka Wail terhadap mereka.

Dan Jumhur mengatakan : sesungguhnya mereka (mushollin –orang-orang yang solat yang dimaksudkan mendapat ancaman) itu ialah orang yang lalai dari menunaikan solat, dan bermudah-mudahan dari perintah yang sepatutnya dipelihara olehnya (seperti rukun-rukun dan kewajiban yang ditetapkan di dalamnya).

Dan ada pula yang berkata : mereka yang lalai dari khusyu’ dan juga lalai dari mentadabburi maknanya.
Akan tetapi yang shahih adalah yang pendapat yang awal. (Adhwaul Bayan lil Imam asy-Syanqithi tafsir surah al-Ma’un ayat 4-5)
Di antara kewajiban dalam menunaikan solat terkhusus yang ingin dibicarakan di sini ialah etika solat berjemaah antaranya ialah meluruskan shaf.

Kerana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Rapatkanlah shaf kalian kerana merapatkan shaf termasuk penegakan solat. (HR Buknari no. 723)
Di dalam riwayat yang lain : Termasuk kesempurnaan solat.

Dalam riwayat Abu Hurairah : Termasuk kebaikan solat. (HR Bukhari no. 722 dan Muslim no. 435)
Etika orang yang solat berjemaah adalah memelihara kewajipan meluruskan shaf, sekiranya dia melalaikan perintah ini maka dia tergolong di dalam kalangan orang-orang yang lalai dan dikhuatiri dia terancam dengan ancaman dari Allah –wal iyya dzubillah.

Perintah ini adalah mutlak dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabdanya:
Hadits dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu : Rasululah biasa mengatur bahu-bahu kami ketika hendak solat sambil berkata : Luruskanlah shaf dan janganlah berselisih hingga membuat hati kalian saling berselisih.

Hadits dari Ibnu Umar Radiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Rapatkanlah shaf kalian, rapatkanlah bahu kalian, tutuplah celah, berlemah lembutlah terhadap tangan-tangan saudara kalian yang meluruskan shaf, jangan biarkan ada celah untuk setan-setan, barangsiapa menyambung shaf maka Allah akan menyambungnya barangsiapa yang memutus shaf nescaya Allah akan memutusnya. (HR Abu Daud no. 666 dan Ahmad 2/98)
Sehinggakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umat islam untuk merapatkan shaf sebagaimana para malaikat yang beratur di hadapan Allah sebagimana di dalam hadits Jabir bin Samurah Radiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Maukah kalian bershaf sebagaimana para malaikat bershaf di hadapan Rabb-Nya? Kami berkata : Wahai rasulullah bagaimana Para malaikat bershaf di hadapan Rabb-Nya? Rasul bersabda : mereka terlebih dahulu menyempurnakan shaf pertama dan merapatkannya. (HR Muslim no. 430)
Dari hadits di atas jelas menunjukkan bahawa betapa pentingnya bagi setiap muslim yang mendirikan solat berjemaah untuk mengambil berat mengenai masalah merapatkan shaf.

Bagaimana shaf itu didirikan?
Berdasarkan kepada hadits dari Anas bin Malik Radiyallahu ‘anhu dia berkata :
Setiap orang merapatkan bahunya dengan bahu orang yang disampingnya dan merapatkan kakinya dengan kaki orang yang disampingnya. (HR Bukhari 722 dan Muslim 435)

Dari hadits Nu’man bin Basyir Radiyallahu ‘anhu : Aku melihat mereka meraoatkan bahunya dengan bahu orang yang disampingnya, lututnya dengan lutut orang disampingnya serta mata kakinya dengan mata kaki orang disampingnya.” (HR Abu Daud no. 662 dengan sanad yang shahih)
Imam Bukhari membuatkan satu bab mengenai shaf di dalam solat dengan judul “Bab : merapatkan bahu dengan bahu dan kaki dengan kaki di dalam Shaf”dan ini merupakan pendapat Imam Bukhari bahawa shaf itu didirikan sebagaimana yang disebutkan di atas.

Dari sini kita dapat mengetahui bahawa shaf yang lurus dan rapat itu didirikan dengan cara merapatkan bahu dengan bahu dan kaki dengan kaki. Maka dengan itu baru shaf itu dikatakan lurus dan rapat.

Pendapat Para Ulama Mengenai Shaf

Al-Imam Ibn Hazm rahimahullah berkata : Jika meluruskan Shaf termasuk kesempurnaan dalam solat, maka hukumnya wajib, kerana menjalankan solat itu hukumnya wajib, maka sesuatu yang termasuk bahagian wajib, hukumnya wajib”. (al-Muhalla 4/75, nukilan dari Bengkoknya Shaf Membawa Bencana oleh Syaikh Husain Bin ‘Audah al-Awayisyah)

Berkata al-Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah : Jika meluruskan shaf di dalam solat itu tidak wajib, tentu seseorang boleh berdiri berada di belakang seseorang dan seseorang.” (Majmu’ Fatawa 23/394, nukilan dari buku yang sama)

Orang-orang yang pergi ke masjid untuk mendirikan solat berjemaah dengan shaf yang rapat, teratur, kemas, lurus dan penuh disiplin, mereka adalah orang-orang yang terbaik dari sekian banyak orang.

Allah memilih mereka untuk mendirikan solat berjemaah, diberikan ganjaran dari 25-27 kali ganda pahala, dimuliakan dari manusia yang lain baik mereka yang solat sendirian atau yang tidak solat dan mereka yang solat berjemaah seolah-olah tentera yang berada di hadapan Allah sebagaimana para malaikat yang berbaris di hadapan Allah. Kepada sesiapa yang ingin menjadi sepertimana yang dilakukan oleh para malaikat yang berbaris di hadapan Allah, maka dia perlu memerhatikan shaf solat nya. Bukankah orang yang solat itu sedang menghadap Allah, lalu kenapa masih ada yang tidak mahu merapatkan shaf??

Comments :

0 comments to “043 - Kewajiban Merapatkan Shaf”