Mencari Kebaikan Dan Kebahagiaan Dengan Menuntut Ilmu Agama
Firman Allah Ta’ala:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (QS. al-An’am 6:125)
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Barangsiapa yang Allah berkehendak padanya kebaikan, nescaya diberikan kepadanya kefahaman dalam agama. (Muttafaq ‘Alaihi, no. 8 dalam al-Fath)
Setiap Manusia Mencari Kebaikan
Suatu yang pasti, dalam diri setiap muslim itu akan ada sifat mencintai kebaikan dan dia mengharapkan agar dirinya beroleh kebaikan yang berkekalan, mengharapkan agar segala urusannya dipermudahkan. Contohnya seperti orang yang miskin, mengharapkan agar dirinya menjadi kaya dan inilah yang dikatakan olehnya suatu kebaikan.
Ada pula orang bodoh, mengharapkan agar dirinya menjadi pandai, dan dia menamakan ini sebagai kebaikan . Begitulah tafsiran setiap manusia mengenai kebaikan.
Tafsiran Yang Benar Mengenai Kebaikan
Namun, sebaik-baik penafsiran adalah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam iaitu kebaikan itu ialah apabila seseorang tu diberikan kefahaman agama (tafaqquh fiddin) oleh Allah ke atasnya. Dan inilah kebaikan yang hakiki, di mana dengan kefahaman dan ilmu yang dimiliki olehnya, mendorong dia untuk terus berada di dalam kebaikan.
Dengan ilmunya, dia mengenal Allah, Rasul-Nya, halal dan haram, apa yang bermanfaat dan mudharat bagi dirinya. Kemudian ditinggikan darjatnya dan dia diselubungi oleh kemuliaan serta segala hal yang dapat menghasilkan kebaikan. Bukankah ini kebaikan yang hakiki? Lihatlah pernyataan Allah dalam mensifati orang yang berilmu.
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. "(QS. ali-Imran 3:18)
"Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. al-Mujadalah 58:11)
Kebodohan Menyeret Kepada Maksiat dan Syirik
Dengan ilmu, seseorang itu dapat menepis segala bentuk maksiat dan dia dapat menjaga keimanannya. Kerana itu Allah mengatakan bahawa orang-orang yang bermaksiat itu adalah orang-orang yang bodoh. Kerana kebodohan sahaja yang melahirkan pengingkaran terhadap Allah azza wa jalla.
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nahl 16:119)
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahawa pentingnya ilmu itu bagi setiap muslim, tidak kira samada dia lelaki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin, selagi dia memiliki aqal dan bernyawa, selama itu dia dipertanggungjwabkan untuk menuntut ilmu. Kerana dengan ilmu sahaja dia dapat menyelamatkan dirinya dari kejahilan dan kemaksiatan. Bahkan akibat buruk yang bakal ditimbulkan oleh kejahilan dan kebodohan ialah mensyirikkan Allah. Sedangkan ilmu dan kefahaman itu adalah suatu yang dapat melahirkan kebaikan.
”Katakanlah: "Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan (jahilun)?"( QS. az-Zumar 39:64)
Setiap Muslim Wajib Menuntut Ilmu
Untuk menyelamatkan diri kita dari terjebak dengan dosa yang paling besar ini, maka kita dituntut untuk berilmu. Kerana itu Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menyatakan bahawa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Sabda Beliau :
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 224, dari Shahabat Anas bin Malik, Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)
Dan kaitan antara menuntut ilmu dan dilapangkan dada seorang muslim itu untuk Islam ialah, apabila Allah menyayangi seorang hamba itu, dipermudahkan dia untuk mengamalkan Islam, dimudahkan segala jalan dan cara agar dapat dia memahami dan mengerti akan kebaikan dan nikmat Islam. Semua itu tidak dapat lari daripada menuntut ilmu.
Jadi, seseorang yang dicintai oleh Allah diantara tanda-tandanya adalah orang yang sentiasa mendapat kemudahan dari Allah untuk memahami dan mengamalkan Islam. Setiap ilmu yang didapatkan mengenai agama ini, tidak kira berkaitan halal dan haram maka itulah tanda bahawa Allah berkehendak buat dirinya hidayah.
Sekarang ini, cuba lihat kepada diri kita. Adakah kita tergolong dalam kelompok yang sentiasa meningkatkan kefahaman kita dalam memahami agama islam? Adakah kita ini dikalangan orang yang memahami agama Islam? Jika tidak demikian, maka kita bukanlah termasuk dalam golongan yang Allah berkehendakkan untuk mendapatkan kebaikan dan dilapangkan dada untuk memahami Islam. Manakan tidak, kita sendiri tiada usaha untuk memahami agama Islam dan tidak pernah untuk mencari guru atau membaca suatu tulisan mengenai Islam.
Jika kita ingin untuk mendapatkan kebaikan dan disayangi oleh Allah, maka tuntutlah ilmu dan carilah ia. Kerana dengan ilmu kita mengenal Allah dan akan menghasilkan sifat takut dan tunduk padanya.
Ciri orang-orang Yang Berilmu Dan Kelebihannya
Firman Allah azza wa jalla :
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang memiliki ilmu)”(QS. Fathir 35:28)
Senantiasa melazimi belajar/bertalaqqi kerana ilmu didapati dengan belajar. Sebagaimana sabda Nabi :
”Sesungguhnya ilmu itu didapati dengan cara belajar.”(Hadis riwayat Khatib di dalam Tarikhnya, Ibn ’Asakir dan Thabrani. Syaikh Albani menilai hadits ini hasan di dalam Shahihah no. 342)
Orang-orang yang senantiasa istiqamah dalam menuntut ilmu, maka dia telah mendapatkan satu kebaikan dan kebahagian. Ia sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam :
”Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan membuka baginya satu jalan dari jalan-jalan Syurga.” (Hadits hasan, no. 68 di dalam Shahih Targhib wa Tarhib)
Maka bergembiralah wahai penuntut ilmu.
Dan banyak jalan yang dapat menyampaikan kita kepada ilmu, antaranya bergaul dengan orang yang alim, duduk di dalam majlis ilmu, membaca kitab-kitab para ulama’ dan lain-lain. Dan salah satunya apabila anda menelaah risalah ini, sedikit sebanyak anda akan mendapatkan ilmu, dan itulah antara tanda-tanda bahawa Allah berkehendakkan kebaikan pada diri anda kerana risalah ini tidak lain hanya sebagai medan memberi nasihat dan ilmu.
Dan hanya yang akan mengambil pelajaran adalah orang-orang yang beriman sebagaimana firman Allah :
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran.” (QS. al-A’laa 87:9-10)
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. " (QS. adz-Dzariyat 51:55)
Allahu a'lam
Firman Allah Ta’ala:
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (QS. al-An’am 6:125)
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Barangsiapa yang Allah berkehendak padanya kebaikan, nescaya diberikan kepadanya kefahaman dalam agama. (Muttafaq ‘Alaihi, no. 8 dalam al-Fath)
Setiap Manusia Mencari Kebaikan
Suatu yang pasti, dalam diri setiap muslim itu akan ada sifat mencintai kebaikan dan dia mengharapkan agar dirinya beroleh kebaikan yang berkekalan, mengharapkan agar segala urusannya dipermudahkan. Contohnya seperti orang yang miskin, mengharapkan agar dirinya menjadi kaya dan inilah yang dikatakan olehnya suatu kebaikan.
Ada pula orang bodoh, mengharapkan agar dirinya menjadi pandai, dan dia menamakan ini sebagai kebaikan . Begitulah tafsiran setiap manusia mengenai kebaikan.
Tafsiran Yang Benar Mengenai Kebaikan
Namun, sebaik-baik penafsiran adalah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam iaitu kebaikan itu ialah apabila seseorang tu diberikan kefahaman agama (tafaqquh fiddin) oleh Allah ke atasnya. Dan inilah kebaikan yang hakiki, di mana dengan kefahaman dan ilmu yang dimiliki olehnya, mendorong dia untuk terus berada di dalam kebaikan.
Dengan ilmunya, dia mengenal Allah, Rasul-Nya, halal dan haram, apa yang bermanfaat dan mudharat bagi dirinya. Kemudian ditinggikan darjatnya dan dia diselubungi oleh kemuliaan serta segala hal yang dapat menghasilkan kebaikan. Bukankah ini kebaikan yang hakiki? Lihatlah pernyataan Allah dalam mensifati orang yang berilmu.
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. "(QS. ali-Imran 3:18)
"Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. al-Mujadalah 58:11)
Kebodohan Menyeret Kepada Maksiat dan Syirik
Dengan ilmu, seseorang itu dapat menepis segala bentuk maksiat dan dia dapat menjaga keimanannya. Kerana itu Allah mengatakan bahawa orang-orang yang bermaksiat itu adalah orang-orang yang bodoh. Kerana kebodohan sahaja yang melahirkan pengingkaran terhadap Allah azza wa jalla.
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. an-Nahl 16:119)
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahawa pentingnya ilmu itu bagi setiap muslim, tidak kira samada dia lelaki atau perempuan, tua atau muda, kaya atau miskin, selagi dia memiliki aqal dan bernyawa, selama itu dia dipertanggungjwabkan untuk menuntut ilmu. Kerana dengan ilmu sahaja dia dapat menyelamatkan dirinya dari kejahilan dan kemaksiatan. Bahkan akibat buruk yang bakal ditimbulkan oleh kejahilan dan kebodohan ialah mensyirikkan Allah. Sedangkan ilmu dan kefahaman itu adalah suatu yang dapat melahirkan kebaikan.
”Katakanlah: "Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan (jahilun)?"( QS. az-Zumar 39:64)
Setiap Muslim Wajib Menuntut Ilmu
Untuk menyelamatkan diri kita dari terjebak dengan dosa yang paling besar ini, maka kita dituntut untuk berilmu. Kerana itu Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menyatakan bahawa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Sabda Beliau :
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 224, dari Shahabat Anas bin Malik, Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)
Dan kaitan antara menuntut ilmu dan dilapangkan dada seorang muslim itu untuk Islam ialah, apabila Allah menyayangi seorang hamba itu, dipermudahkan dia untuk mengamalkan Islam, dimudahkan segala jalan dan cara agar dapat dia memahami dan mengerti akan kebaikan dan nikmat Islam. Semua itu tidak dapat lari daripada menuntut ilmu.
Jadi, seseorang yang dicintai oleh Allah diantara tanda-tandanya adalah orang yang sentiasa mendapat kemudahan dari Allah untuk memahami dan mengamalkan Islam. Setiap ilmu yang didapatkan mengenai agama ini, tidak kira berkaitan halal dan haram maka itulah tanda bahawa Allah berkehendak buat dirinya hidayah.
Sekarang ini, cuba lihat kepada diri kita. Adakah kita tergolong dalam kelompok yang sentiasa meningkatkan kefahaman kita dalam memahami agama islam? Adakah kita ini dikalangan orang yang memahami agama Islam? Jika tidak demikian, maka kita bukanlah termasuk dalam golongan yang Allah berkehendakkan untuk mendapatkan kebaikan dan dilapangkan dada untuk memahami Islam. Manakan tidak, kita sendiri tiada usaha untuk memahami agama Islam dan tidak pernah untuk mencari guru atau membaca suatu tulisan mengenai Islam.
Jika kita ingin untuk mendapatkan kebaikan dan disayangi oleh Allah, maka tuntutlah ilmu dan carilah ia. Kerana dengan ilmu kita mengenal Allah dan akan menghasilkan sifat takut dan tunduk padanya.
Ciri orang-orang Yang Berilmu Dan Kelebihannya
Firman Allah azza wa jalla :
”Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang memiliki ilmu)”(QS. Fathir 35:28)
Senantiasa melazimi belajar/bertalaqqi kerana ilmu didapati dengan belajar. Sebagaimana sabda Nabi :
”Sesungguhnya ilmu itu didapati dengan cara belajar.”(Hadis riwayat Khatib di dalam Tarikhnya, Ibn ’Asakir dan Thabrani. Syaikh Albani menilai hadits ini hasan di dalam Shahihah no. 342)
Orang-orang yang senantiasa istiqamah dalam menuntut ilmu, maka dia telah mendapatkan satu kebaikan dan kebahagian. Ia sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam :
”Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan membuka baginya satu jalan dari jalan-jalan Syurga.” (Hadits hasan, no. 68 di dalam Shahih Targhib wa Tarhib)
Maka bergembiralah wahai penuntut ilmu.
Dan banyak jalan yang dapat menyampaikan kita kepada ilmu, antaranya bergaul dengan orang yang alim, duduk di dalam majlis ilmu, membaca kitab-kitab para ulama’ dan lain-lain. Dan salah satunya apabila anda menelaah risalah ini, sedikit sebanyak anda akan mendapatkan ilmu, dan itulah antara tanda-tanda bahawa Allah berkehendakkan kebaikan pada diri anda kerana risalah ini tidak lain hanya sebagai medan memberi nasihat dan ilmu.
Dan hanya yang akan mengambil pelajaran adalah orang-orang yang beriman sebagaimana firman Allah :
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran.” (QS. al-A’laa 87:9-10)
"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. " (QS. adz-Dzariyat 51:55)
Allahu a'lam
Comments :
Catat Ulasan