Nasihat Ibnul Qayyim Agar Tidak Terjerumus Dalam Maksiat.
Jika kita melihat di sekeliling kita, jelas bagi kita bahawa saat ini krisis keruntuhan nilai akhlak dan iman berada pada paras yang kritikal. Lihat saja di merata akhbar, kes buang bayi, kes rogol, kes merompak dan segala macam kes yang berkaitan dengan rosaknya iman, yang mana jika manusia melakukan perbuatan ini, nescaya imannya tercabut. Dan yang paling merusak sekali kesyirikan yang merebak, bid’ah menjadi rutin amalan masyarakat. Tidak kira mereka itu orang alim atau awam. Lihat saja di sesetengah kuburan, wujudnya ritual penyembahan dan tawassul yang sesat. Tidak diragukan lagi, perbuatan maksiat tersebut menjadi rutin di setiap tempat. Apa sebabnya? Dan bagaimana cara mengatasinya? Di sini saya menyertakan langkah-langkah yang telah termaktub dalam Quran yang telah diuraikan oleh al-’Allamah al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah. Risalah ini diambil dari www.muslimah.or.id , semoga bermanfaat.
Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi dan Rasul paling mulia. Amma ba’du.
Berikut ini sepuluh nasihat Ibnul Qayyim rahimahullah untuk menggapai kesabaran diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat:
Pertama : Hendaknya hamba menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan maksiat
Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga hamba dari terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.
Kedua : Merasa malu kepada Allah Azza Wa Jalla.
Kerana sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat Anda bisa melihat seolah-olah Anda sedang berada di hadapan Allah.
Ketiga : Senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu.
Apabila engkau berlimpah nikmat
maka jagalah, kerana maksiat
akan membuat nikmat hilang dan lenyap
Barang siapa yang tidak mau bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya maka dia akan disiksa dengan nikmat itu sendiri.
Keempat : Merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya
Kelima : Mencintai Allah.
Kerana seorang kekasih tentu akan mentaati setiap yang dikasihinya. Sesungguhnya maksiat itu muncul akibat lemahnya rasa cinta.
Keenam : Menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya.
Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan maksiat.
Ketujuh : Memiliki kekuatan ilmu
Mengetahui tentang betapa buruknya nampak perbuatan maksiat serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul sesudahnya yaitu berupa muramnya wajah, kegelapan hati, sempitnya hati dan gundah gulana yang menyelimuti diri. Kerana dosa-dosa itu akan membuat hati menjadi mati.
Kelapan: Menghapus angan-angan yang tidak berguna.
Dan hendaknya setiap insan menyedari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan mestinya dia sedar bahawa dirinya hanyalah sebagaimana tetamu yang singgah di sana, dia akan segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, kerana dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa.
Kesembilan : Hendaknya menjauhi sikap berlebihan dalam hal makan, minum dan berpakaian.
Kerana sesungguhnya besarnya dorongan untuk berbuat maksiat hanyalah muncul dari akibat berlebihan dalam perkara-perkara tadi. Dan di antara sebab terbesar yang menimbulkan bahaya bagi diri seorang hamba adalah… waktu senggang dan lapang yang dia miliki… kerana jiwa manusia itu tidak akan pernah mau duduk diam tanpa kegiatan… sehingga apabila dia tidak disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat maka tentulah dia akan disibukkan dengan hal-hal yang berbahaya baginya.
Kesepuluh : Sebab terakhir adalah sebab yang merangkum sebab-sebab di atas, yaitu kekokohan pohon keimanan yang tertanam kuat di dalam hati.
Maka kesabaran hamba untuk menahan diri dari perbuatan maksiat itu sangat tergantung dengan kekuatan imannya. Setiap kali imannya kokoh maka kesabarannya pun akan kuat… dan apabila imannya melemah maka sabarnya pun melemah… Dan barang siapa yang menyangka bahwa dia akan sanggup meninggalkan berbagai macam penyimpangan dan perbuatan maksiat tanpa dibekali keimanan yang kukuh maka sungguh dia telah keliru.
Allahu a’lam
Penterjemah : Abu Mushlih Ari Wahyudi
(Diterjemahkan dari artikel berjudul ‘Asyru Nashaa’ih libnil Qayyim li Shabri ‘anil Ma’shiyah, www.ar.islamhouse.com)
Di ambil dari www.muslimah.or.id dengan sedikit olahan bahasa oleh Abu Hurairah al-atsary
Comments :
Catat Ulasan