001 - Ilmu – Jihad (bersungguh-sungguh) – Iman –Taqwa .

Ilmu – Jihad (bersungguh-sungguh) – Iman –Taqwa .

Telah kita sedia maklum bahawa ilmu itu amat penting dan menjadi kewajipan untuk dicari. Kerana ilmu itu membuahkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Azza Wa Jalla dan itu merupakan tanda-tanda kebahagian seorang mukmin di dunia di mana mereka mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan dengan beramal soleh. Dan hal ini tak akan tercapai kecuali dengan menuntut dan mencari (berusaha).

Untuk mencari ilmu itu memerlukan kepada kesungguhan. Setiap usaha yang kita laksanakan untuk mencari ilmu akan dinilai di sisi Allah Azza Wa Jalla sebagai kebaikan dalam jalan hendak merapatkan diri kepada-Nya dengan arti kata hendak mengenali siapa Allah dan mengapa kita perlu meng-Esakan Nya? Belajar tentang perkara yang telah Allah tetapkan sebagai halal dan haram untuk kita melaksanakan (beramal) demi mencari keredhaan Allah. Kerana orang yang beraqal itu adalah orang yang sentiasa bersiap sedia untuk bertemu dengan Rabb nya.

"Setiap jiwa itu akan merasakan kematian. Hanyasanya engkau semua itu akan dicukupkan semua pahalamu nanti pada hari kiamat. Maka barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam syurga, maka orang itu benar-benar memperoleh kebahagiaan. Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan hartabenda tipuan belaka." (QS ali-lmran :185) .


Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ; "Orang yang cerdik - berakal - ialah orang yang memperhitungkan keadaan dirinya dan suka beramal untuk mencari bekal sesudah matinya, sedangkan orang yang lemah ialah orang yang dirinya selalu mengikuti hawanafsunya dan mengharap-harapkan kemurahan atas Allah - yakni mengharap-harapkan kebahagiaan dan pengampunan di akhirat, tanpa beramal shalih. (HR Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.)

Dan sesekali Allah tidak akan mengabaikan usaha kita dalam untuk mencari ilmu. Allah Ta'ala berfirman: "Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat timbangan debu, iapun pasti akan mengetahuinya." (az-Zalzalah: 7).

"Dan apa saja kebaikan yang engkau sekalian kerjakan, maka sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui." (al-Baqarah: 215).

Bahkan Allah juga akan membimbing orang yang berusaha untuk menuju jalan-Nya jika hamba itu bersungguh-sungguh untuk belajar mengenali Allah, Nabi-Nya dan agama Islam yang diturunkan-Nya.

Firman-Nya "Dan orang-orang yang berjihad(bersungguh-sungguh) dalam membela agama (mencari keredhaan) Kami, maka pasti akan Kami tunjukkan mereka itu akan jalan Kami dan sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang berbuat baik." (al-Ankabut: 69)

Dan juga orang-orang yang mencari ilmu itu akan diangkat derajatnya dan juga merupakan satu jalan baginya untuk mudah memasuki syurga sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari suatu ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju ke syurga.”(HR Muslim).

Dengan ilmu akan membuahkan iman dan taqwa. Iman adalah sebagaimana firman Allah;

Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal,(Iaitu) orang-orang Yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini Dengan sia-sia, Maha suci engkau, maka peliharalah Kami dari azab neraka”.(ali-Imran 190-191).

Hanya orang-orang yang berilmu-beraqal sahaja dapat mengetahui siapa yang menjadikan malam dan siang, yang menciptakan langit dan bumi, yang menjadikan segala-segalanya termasuklah oksigen yang dihirupnya setiap detik, itu hanya dapat dirasai oleh orang yang beraqal. Lantas lahirlah ketundukan pada Allah Azza Wa Jalla kerana mereka memerhatikan kitab-Nya yang memerintahkan sedemikian dan pelajaran-pelajaran yang telah disampaikan oleh Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.

Sabda nabi shallallahu 'alaihi wa sallam "Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada..” (HR Tirmidzi Hasan Sahih).

Berkata Imam Nawawi rahimahullah apabila membahas hadis ini:

“ .... Takut pada Allah atau Taqwallah adalah satu kata yang menghimpun arti yang sangat dalam sekali, pokoknya ialah mengikuti dan mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi serta menahan diri dari melakukan larangan-laranganNya. Dengan demikian terjagalah jiwa dan terpeliharalah hati manusia dari kemungkaran, kemaksiatan, kemusyrikan yang terang (jali) atau yang tidak terang (khafi), juga terhindar dari kekufuran dan kemurtadan. Tuhan tentu akan melindungi orang yang taqwa itu dari semuanya tadi ...”

Tentang ini Allah telah berfirman. "Sesungguhnya Allah adalah beserta orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang sama berlaku baik." (Riyadhus Shalihin Bab Taqwa)

Dan amat mustahil jika taqwa dapat terlahir tanpa didasari ilmu. Jika lahir pun, maka ia adalah metod yang salah, seperti mana perbuatan para ahli sufi yang ingin mendapatkan iman dan taqwa namun memiliki ilmu yang salah, akhirnya ia menjejaki jalan-jalan kaum kuffar dengan mendalami ilmu falsafah kemudian memasukkan dalam agama sehingga berpecah agama itu.(Lihat Penawar Hati Yang Sakit Oleh Ibnul Qayyim)

Manfaat taqwa;

"Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan membuat untuknya jalan keluar - dari segala macam kesulitan - dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak dikira-kirakan." (At-Thalaq: 2-3)

"Jikalau engkau semua bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan untukmu semua pembedaan (furqon) - antara kebenaran dan kesalahan, juga menutupi kesalahan-kesalahanmu serta mengampuni dosamu dan Allah itu memiliki keutamaan yang agung." (Al-Anfal: 29)

Dan orang-orang yang Allah telah tetapkan untuk mendapatkan ilmu, khabarkan kepada mereka bahawa Allah menyayangi mereka, Allah cintakan mereka. Kerana dengan ilmu yang Allah kurniakan, mereka dapat mengenal pencipta mereka, dapat metaati-Nya, belajar dengan kalimah (sabda) Rasul-Nya, dapat mengetahui syariat yang telah diwajibkan ke atas mereka, apa yang dapat memberi keredhaan Allah, dan apa yang dapat memberi kemurkaan Allah Azza Wa Jalla. Dan dengan syariat itu mereka terpelihara dari kesesatan dan kebodohan yang diajarkan syaitan kepada manusia.

Setiap syariat yang Allah turunkan sudah tentu pasti memiliki hikmah, pelajaran, dan kebaikan. Kerana Allah yang menciptakan kita mengetahui apa yang terbaik untuk kita dalam melaksanakan kehidupan, seperti makan, minum, bernikah, perbuatan yang membawa manfaat dan mudharat, semuanya Allah telah tetapkan dalam al-Quran.

Contoh, Allah mengharamkan arak kerana arak dapat merusakkan aqal, menghilangkan kewarasan berfikir. Dari situ boleh muncul pelbagai gejala seperti rogol, bunuh, penderaan dan pelbagai lagi kemudharatan. Allah mengharamkan jual beli riba kerana terdapat unsur penindasan. Allah memerintahkan berzakat supaya manusia itu saling berkasih sayang, tolong menolong antara orang yang susah dan orang yang senang dll.

Itulah buah keimanan kepada Allah, iman yang lahir dari ilmu, kemudian kesungguhan mencari ilmu yang akhirnya membuahkan iman dan taqwa kepada Allah, yang akhirnya dia tunduk pada syariat yang Allah telah tetapkan. Kerana mereka meyakini janji Allah berupa kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Itulah metod dakwah para Nabi, seruan kepada kalimah tauhid, “Laa ilaha Illa Allah” (Tiada Tuhan Yang Berhak Disembah Melainkan Allah).

Apabila kalimah ini tertancap di hati para sahabat, mereka meninggalkan segala kemungkaran (syirik, maksiat), mereka beriman sepenuhnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Menerima segala ketetapan syariat dengan hati yang redha tanpa persoalan. Itulah buah keimanan yang lahir dari kesedaran ilmu, dan hal ini telah Allah ungkapkan dalam Surah al-Imran ayat 190 seperti di atas.

Itulah yang dicari-cari oleh setiap Insan, mereka mencari iman untuk mengisi hati mereka yang kosong, yang sepatutnya hati itu diisi dengan ilmu. Jika hati itu dipenuhi dengan iman, pastinya segala tindakan nya akan menuju kepada apa yang dapat menambahkan imannya. Dan dengan itu lahirlah ketenangan, kesejahteraan..itulah yang diidamkan oleh setiap muslim supaya qalbun salim (hati yang sejahtera) itu kekal di dada nya hingga dia mengadap Sang Pencipta, Allah Dzal Jalali Wal Ikram.

Allahu a'lam..

Abu Hurairah al-atsary
Kota kinabalu

Comments :

0 comments to “001 - Ilmu – Jihad (bersungguh-sungguh) – Iman –Taqwa .”