037 - Antara Dua Kebun.


Antara dua kebun.


Allahu azza wa jalla menurunkan al-Quran kepada hamba-Nya dalam bahasa arab yang jelas. Di dalamnya penuh dengan misal-misal yang membuatkan manusia dapat menganalisa mesejnya dengan baik sehinggakan mereka bersegera kepada perintah dan syariat Rabb-Nya sambil menyungkur sujud serta bergenang air mata mereka. Seperti mana jawapan orang-orang yang beriman setelah mendengar seruan Rabb mereka.

"Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad." (QS. al-Maidah 5:84)

Setiap orang yang mengucapkan kalimah thayyibah; syahadah Laa ilaaha illa Allah Muhammadur Rasulullah maka akan lahirk pohon keimanan di hatinya. Apabila cukup baja, siraman air dan penjagaan maka akan makin subur pohon tersebut. Ibarat pohon yang tumbuh di kebun di atas tanah tinggi. Cuba perhatikan tanaman di kawasan tanah tinggi, berapa banyak pohonnya yang subur. Hujan gerimis saja sudah cukup untuknya. Itulah perumpamaan pohon keimanan.

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (kalimat thayyibah) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, " (QS. Ibrahim 14:24)

Sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Iman itu mempunyai 70 lebih cabang, yang tertinggi adalah mengucap kalimah Laa Ilaaha Illa Allah. (HR Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35)

Allah menerangkan kepada hamba-Nya betapa besar nilai iman yang ada dalam diri seseorang insan itu dengan membandingkan dua jenis kebun.

Kebun yang pertama

“seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. al-Baqarah 2:265)

Siapa yang tidak menginginkan kebun yang kaya dengan hasil (buah-buahan) yang ada di dalamnya? Alangkah ruginya orang yang tidak menginginkan kebun yang sebegini. Kebun yang pertama ini hanya akan dimiliki oleh orang yang merealisasikan iman di dalam dirinya. Mereka menginfakkan harta mereka kepada Allah sebagai bukti Iman mereka kepada-Nya. Di mana Allah berfirman di awal ayat tersebut :

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, “seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. al-Baqarah 2:265)

Maka akan berkembanglah pohon keimanan yang ada di dalam dirinya seperti mana perumpamaan ayat di atas. Mereka menyuburkan lagi iman, dan mendapatkan buahnya berupa ganjaran dan pahala.

Kebun Yang kedua

"Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya." (QS. al-Baqarah 2:266)

Ini adalah perumpamaan balasan bagi orang yang mementingkan hawa nafsunya dari Iman kepada Allah. Mereka menginfakkan harta kepada Allah bukan di atas dasar Iman, sedangkan Rasulullah menyebutkan bahawa sedekah itu adalah bukti (kepada iman) [HR Bukhari no. 233]. Akibat hawa nafsu yang didahulukan dari Imannya kepada Allah, maka pohon keimanan dan pahalanya menjadi sirna dengan berlalunya masa.

Dua hal yang penting

Pertama : Iman terhasil dari amal dan akan terus berkembang senada dengan bertambahnya amal. Ibarat pohon yang tumbuh di kebun yang memiliki tanah yang subur di tempat yang tinggi (robwah –tanah yang tinggi-). Selagi mana kita beramal dengan iman dan ikhlas serta mengharapkan ganjaran dari Allah, maka makin berkembanglah Iman dan pahala. (Tafsir Ibnu Katsir)

Kedua : Iman berkurang sesuai dengan keingkaran yang dilakukannya terhadap Allah. Tidak kira samada pengingkarannya akibat syubhat ataupun syahwat. Maka kedua hal ini akan merosakkan pohon keimanan dan ganjaran yang sepatutnya dia dapat.

Sungguh indah apa yang diturunkan oleh Allah, Tuhan yang Maha Mengetahui. Orang yang berakal pasti akan memelihara pohon keimanannya agar terus subur. Orang yang Allah telah berikan taufiq untuk memahami modal yang agung ini (iman), dipertanggung jawabkan untuk terus mengusahakan dua hal :

Pertama : merealisasikan pohon keimanan dan cabang-cabangnya, serta membuktikannya dengan ilmu dan pengamalan sekaligus.

Kedua : berusaha menolak segala hal yang menafikan, membatalkan atau menguranginya berupa fitnah-fitnah yang zahir dan batin. Dia mendahulukan perkara yang sepatutnya dilakukan untuk menyempurnakan apa yang belum disempurnakannya dan apa yang perkara yang paling segera dilakukannya dengan taubat nasuha serta mengejar perkara yang tertinggal sebelum hilang kesempatan baginya. (2 poin di atas dinukil dari at-Taudhih wal Bayan Li Syajaratil Imaan, Ibnu as-Sa’di)

Begitulah keadaan seorang mukmin, memiliki pohon yang bermacam buahnya di dalam kebun yang tanahnya subur, mereka pasti akan berusaha menjaga kesuburan pohon-pohon yang ada di dalamnya.

Untuk merealisasikan iman di dalam dirinya, diperlukan bukti pada amal zahirnya agar terus dia mendapatkan buah dan pohon iman yang subur. Dan setelah itu dituntut pula istiqamah, siapa yang tidak mahu mendapatkan pohon yang subur yang menghasilkan buah? Orang yang memikirkan permisalan antara 2 kebun di atas pasti akan berusaha menjaga 2 hal tersebut, agar imannya sentiasa berkembang dan membuahkan hasil ibarat pohon yang tumbuh di dalam kebun yang tanahnya subur.

Comments :

0 comments to “037 - Antara Dua Kebun.”